Kantewu, Pelangi di ujung barat

Motor,satu satunya alat transportasi menuju desa Kantewu 
Selain Jalan Kaki

Motor ke kantewu bisa memuat sofa
bahkan lemari dua pintu

Desa Kantewu Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi.

ini ketiga kalinya saya mengunjungi desa ini, setelah 2010 dan 2012 yang lalu. karena sudah tiga kali ke sana saya sangat hafal betul medan menuju desa ini. sudah tau menguras tenaga dan mengancam nyawa tapi toh tetap mau ke sana. kenapa?? mari saya jelaskan.

bekerja di dunia televisi, kami di tuntut untuk memberikan informasi kemana saja dan dari mana saja termasuk dari desa kantewu , desa terpencil di ujung barat sulawesi tengah ini. di awal perjalanan saya hanya bisa menebak nebak medan yang akan saya lalui ke sana melalui penuturan teman. dari cerita itu pula saya bisa mempacking barang apa saja yang saya butuhkan ke sana (jangan lupa jaket dan kaos kaki tebal,dinginn).

menuju desa kantewu, kita akan berangkat melalui kecamatan gimpu arah pipikoro. dari gimpu sampai ujung aspal (istilah orang sana) jalannya cukup lebar, bahkan truk bisa lewat tetap kondisinya naik turun dan beberapa bagian jalan banyak yang rusak. gerbang masuk pipikoro banyak yang menyewakan jasa ojek, tapi dengan harga yang selangit. untuk meminimalsir ongkos produksi maka kami memutuskan untuk membawa motor sendiri dari kota palu. lumayan capek karena dari kota palu saja menuju gimpu di tempuh dengan perjalan 4 hingga 5 jam perjalan. ini tipsnya yaa guys, usahakan jika berangkat dari palu di anjurkan berangkat setelah sholat subuh, perkiraan sampai di gimpu sekitar jam 10 atau jam 11, singgah sebentar makan siang di gimpu lalu melanjutkan perjalanan menuju pipikoro. naah ini dia petualang serunya guys.

setelah jalan ujung aspal, kita akan di hadapkan di jalan setapak yang kira kira berjarak 1 meter, 3 meter atau bahkan hanya 50 cm saja. eeitts itu belum di tambah dengan jurang yang menganga yang kita jumpai biasa berada di kiri atau kanan kita (pindah pindah...!!!)

tidak ada aspal di sini guys, jalan hanya berupa tanah yang di tumburi rumput,jika hujan jalanan ini licin (saya pernah jatuh, motor kepelisit, terguling guling dari atas ke bawah, kaki hampir patah :( 
banyak dari warga di pegunung pipikoro ini melengkapi motor mereka dengan ban yang bergerigi, ini untuk menghindari jalanan yang licin. biasanya kami menemukan pendakian yang hanya bisa di lalui dengan pengendara tunggal (artinya,yang boncengan harus turun dan jalan kaki) ini berlamngsung hampir puluhan kali, tapi kalau warga asli karena sudah terbiasa mereka bisa melakukannya guys. (kalah Rossi atau pedrosa guys xixixixi)

waktu perjalanan pertama dan kedua saya berjalan cukup lancar karena kami berangkat siang menuju kantewu, tpi tidak dgn perjalanan saya di 2015 kemarin. karena kami terhalang longsor di daerah kulawi maka sampai gimpu kami jam 5 sore, timbang menimbang (ini keputusan salah guys!!!) kami melanjutkan perjalan menuju pipikoro, alhasil kami berada di hutan belantara dengan kondisi jalan yang mendaki, licin, pada malam hari (keuntungannya gak liat jurang sih...)

Karena saya adalah satu satunya yg pernah ke sini selama dua kali, maka team ketiga saya ini menunjuk saya sebagai penunjuk jalan. guys, walaupun sudah kesekian kalinya ke sini saya tidak hafal jalan, banyak anak cabang yang membuat kami binggung (apalagi malam hari). bertanyalah kami ke warga jalan menuju desa kantewu, warga sempat memberi saran ke kami untuk meninaplah di rumahnya, besok pagi baru melanjutkan perjalanan, nah karena kami di kejar deadline maka malam itu tetap berangkat. kata si bapak "kalau begitu saya tidak bisa membantu saya tidak berani jalan malam untuk mengantar kalian, begini petunjuk yakni kalian ikuti saja jalan ke arah kanan, pokoknya kanan saja ketemu persimpangan kanan saja jangan terus atau ke kiri" baiklah bekal petunjuk dari bapak maka kami berangkat malam itu juga, seingat saya jam itu menunjukan pukul 19.30. kami jalan terus (saya di bonceng kawan saya yg lelaki) beberapa kali memang kami menemukan persimpanagn karena pesan bapak ke kanan, maka kami ikuti. tapi kami sempat ke sasar dan mungkin ini bagian bapak lupa memberitahu, kami ke sasar masuk kebun warga, insting saya bekerja ini bukan jalannya, tapi team mengatakan kita tetap jalan terus karena kata bapak kanan. Tidak, saya berinsting ini bukan jalannya, karena tak ada satu pun tanda bekas motor yang lewat. betul kami ke sasar. maka kembalilah kami ke jalan yang benar tadi.

setelah dua jam kami berjalan di tengah kegelapan (hanya di terangi lampu motor) maka kami menemukan lokasi pekuburan, ini bukan cerita menyeramkan yaa guys, justru ini kabar baiknya. karena lokasi pekuburan yang berada di sebelah kiri inilah petunjuk kalau kita sudah masuk kawasan desa kantewu dan benar saja 3 menit kemudian kami sampai gerbang masuk.

tak berpikir panjang, satu satunya rumah yang jadi tujuan kami adalah kepala desa. malam itu, kami di sambut anaknya,katanya, kepala desa lagi ada tugas di kota palu. ini kabar buruknya, tapi ternyata beliau sudah memberikan amandat ke anak dan juga petugas desa lainnya untuk melayani kami. syukurlah. (ini terjadi karena di desa ini tidak ada jaringan guys, informasi kedatangan kami sudah kami sampaikan dua bulan sebelumnya melalui pesan surat yang kami titipkan ke tukan ojek, perjalanan suratnya cukup panjang hingga akhirnya samapi ketangan kepala desa). tanpa perlu menunggu lama kami pun beristirahat.

karena kami masuk desa pada malam hari, semua team belum melihat keindahan kantewu. ini kejutan untuk mereka. benar sajaaa, mereka langsung terganga saat saya membangunkan mereka di pukul 6 pagi, kabut putih masih berada di bagian bawah kampung menutupi hamparan sawah yang bertingkat tingkat. bunga bunga berwarna warni yang di tanam secara teratur di basahi embun subuh tadi. kicauan burung terdengar jelas, udara dingin sekali. dingiiiiiiinnn sekaliiiiii. saya menunjukan sesuatu mengeluarkan asp dari mulut, lalu mereka mengikutinya. pemandangan pagi ini, melupakan sejenak perjuangan kami semalam tadi. 


nah...saya taruhan kemerka untuk cuci muka saja gak usah mandi. kalau ada yang bisa di traktir makan apa saja sampai palu. hahahahahhahahahah dan tak seorang pun bisa. karena air kantewu pada pagi hari, seperti air es yang di tambahakn batu es,lebih banyak ketimbang airnya. kata mereka darah seperti membeku karena dinginnya.


Pagi hari kami di suguhkan ayam masak bambu (masaknya di dalam bambu, dan di bakar di atas api) sayurnya sawi yang di masak berkuah, makanan memang harus di hidangkan hangat karena cuaca yang dingin. makannya sederhana tanpa kami sampai dua kali nambah ixixixixix...


 perut sudah kenyang dan sudah gosok gigilah pagi ini. kami tak melupakan tujuan utama (karena ini bukan perjalanan liburan,atau sekedar berfoto upload instagram) . kami akan melakukan syuting untuk materi yang inspiratif dari desa kantewu. desa kantewu adalah desa yang mandiri. karena berada jauh dan tergolong terpencil, akses pemerintah untuk menyediakn listrik cukup sulit. maka dari ide seorang pemuda kantewu yang memanfaatkan alam untuk di ubah menjadi listrik.

Kantewu mempunyai aliran air yang sangat deras, ini di sebabkan karena kondisi hutan yang begitu baik. pohon pohon di sini di jaga dengan aturan adat. tidak ada yang boleh menebang sembarangan tanpa sepengathuan ketua adat dan pemerintah. jika ada yang di tau menebang pohon tanpa sepengatauan ketua adat, maka yang bersangkutan akan di kenakan denda adat berubah Babi, untuk jumlah tergantung berapa banyak pohon yang di tebang (Mayoritas masyarakat desa kantewu beragama nasrani).
Anak sekolah tak lagi kesulitan belajar di malam hari

Ada yang menarik di desa ini, , setiap Jumat pagi sekitar jam 6 semua masyarakat akan bergotong royong membersihkan halaman rumah atau pun tempat tempat vital lainnya, seperti sekolah ataupun gereja. tidak ada yang berpangku tangan. tak ada pula yang berangkat ke kebun, semuanya saling tolong menolong. kata mereka guys, jika tempat tinggal mereka bersih maka kehidupan mereka sehat dan terhindar dari penyakit. karena mereka cuma memiliki puskesmas pembantu yang dokternya tidak tinggal menetap di kampung ini.

Desa Kantewu kecamatan Pipikoro ini, terbilang desa yang indah guys, walaupun berada di pedalaman dan terpencil. Sepanjang jalanan desa di tumbuhi bunga yang berwarna warni, pagar pagaru rumah warga di buat seragaman dengan warna cat yang seragam pula. botol air mineral bekas di manfaatkan sebagai penutup lampu jalan atau di buat sebagai lampu taman. di tengah desa, terdapat sawah yang sengaja di tanami dengan pola bertingkat tingkat (sayangnya saya gak punya foto sawahnya guys). Pagi hari, embun pagi masih berada di bagian bawah, menutupi sawah sawah yang menghijau. Desa ini, menurut saya mengalahkan kawasan elit perkotaan guys, padahal mereka berada di pedalaman.

Suasana Kerja Bakti memperbaiki 
Nah itu tadi pengalaman saya trip ke desa Kantewu guys, semoga bisa menjadi bahan sebelum kamu memutuskan untuk melihat langsung desa kantewu (dan merasakan lezatnya ayam masak bambu heheheh).

Salam semangaaat..






Komentar

Postingan Populer